Sudah lah dengan Argentine Tango kita
bertahun yang lalu
aku sudah tidak punya gerak yang sama
sejarah
lapuk

Aku selalu sembunyi dalam puisi berkias

selit perasaan untuk kau saorang tahu

walau sesekali ingin aku jerit riak pada dunia

aku ada kau

walau hakikatnya seribu langkah lagi

tak terduga penuh ranjau.

Subuh

Tika subuh inginnya terbit

pandang pada tingkap gelap

meskipun tahu isinya kosong

meskipun tahu gerak geri isinya dimana

harus aku cari atau biarkan saja?

Surat buat talian

Aku punya keinginan pada sesuatu yang manusia tidak mahu, bagaimana mahu bercampur jika aku bergini? Bergelumang dengan rahsia, hilang dalam tiba tiba. Aku telah sisihkan banyak jiwa yang mengharap.
Bersandar pada dinding lorong gelap senyap sisih dari hingar, jauh dari talian hidup norma, ada seorang muda datang menjamah sisa mata dari aku, seorang dewasa menyentuh jantung aku dan seorang tua menghulur rasa. Mereka kata biarlah kau disini buat sementara, mengintai rumah dari jauh, masa kau akan tiba.

Khabar gelap dari langit

Peluru dari langit
hitam, pekat
selubung dari cahaya ke malam
terbatas segala gerak
mati, suram
terperangkap
namun masih ada perlaku dosa
di balik jendela
bergelumang di atas tilam.

perihal budak hingusan

Padanya semua hal keliling adalah juadah bersama

tidak ada yang harus terlepas

dari telinga

mata

semuanya penting untuk terus bercerita

Ujarkanlah pada semua

aib aib si polan

perihal rumah tangga

kejadian di kamar bilik segala

atau aib kau sendiri pada si cinta?

Dalam terang gelap ini memerhati

kau masih punya kain koyak yang perlu dijahiti

sebelum kau lihat robek di keliling yang berkelahi. 

 

sedikit pesan dari aku

Jahil ini adalah anak anak terbiar
sesat dalam mencari indah dunia liar
berkitab fahaman sendiri tiang tiang syaitan
langsung terus bergelumang santun
kerap di jalan hidup memilih kiri langsung mampus

taman syurga itu lahir dari hati
biar semunafik jangan jahil mencorak
munafik masih punya percaya
masih punya asas untuk berubah.